3 TRIK MENGHINDARI PERAYAAN TERKUTUK


Valentine's Day, Bosan memang kalau membahas ini setiap tahun. Kalau dibahas terus-menerus takutnya mereka-mereka yang belum tahu malah ingin tahu, coba mencoba, lalu akhirnya kebablasan. Tapi kalau tidak diperingatkan mereka yang sudah terlanjur, malah semakin menjadi-jadi. Boro-boro tobat, level mereka malah masuk ke tingkat yang lebih parah.

Kali ini penulis hanya menyebut satu kali nama hari tersebut dalam tulisan ini. Sengaja penulis lakukan agar nama itu  tidak masuk ke alam bawah sadar ketika kalian baca. Lagian nama itu juga tidak terlalu penting untuk diingat. Lebih baik mengingat nama tokoh-tokoh Islam seperti Abdurahman bin Auf, Salman Al-Farizi, Ibnu Sina, Al-Khawarizmi, dan lain-lain.

Yuks, kita kupas lagi sejarahnya. Menurut Catholic Encyclopaedia, kepercayaan pertengahan bulan Februari dengan cinta dan kesuburan sudah ada sejak dahulu kala. Menurut kalender Athena Kuno, periode antara pertengahan Januari dengan pertengahan Februari adalah bulan Gamelion, yang dipersembahkan kepada pernikahan suci Dewa Zeus dan Hera.

Ketika agama Katolik masuk, perayaan tetap diadakan oleh gereja tetapi dengan bentuk yang berbeda. Lalu berkembang ke era abad pertengahan yang menghubungkan perayaan tersebut dengan kisah-kisah cinta yang romantis. Selanjutnya memasuki era modern, perayaan ini diimpor oleh Amerika Utara dari Britania Raya (Inggris) dengan mencetak kartu-kartu secara masal.

Setiap Negara punya cara sendiri dalam merayakannya. Amerika serikat, sekitar 190 juta kartu ucapan dikirimkan setiap tahunnya. Jepang dengan giri-choko-nya dan Asia Tenggara termasuk Indonesia dengan coklatnya. Beberapa Negara Islam bahkan melarang keras peringatan semacam ini, seperti  Malaysia yang menangkap lebih dari 100 pasangan Muslim yang merayakannya.

Nah lho,, Indonesia gimana ini, apa berani seperti Pemerintah Malaysia? Mungkin iya, mungkin pula tidak. Kalau hanya berandai-andai dan bermimpi, orang tidur pun bisa. Saatnya beraksi, lakukan yang kita bisa atau kita akan punah.

Yang jelas perayaan tersebut tidak ada manfaatnya, mengandung bid'ah, dan menyerupai ajaran kaum kafir Jahiliyah Romawi. Lalu plend, sebagai rakyat jelata, kita tidak mungkin menangkap pasangan-pasangan tersesat tersebut seperti yang dilakukan Pemerintah Malaysia. Tapi inilah beberapa hal yang mungkin bisa kita lakukan.

Pertama, tidak merayakan dan pura-pura  amnesia saat ditanya tentang hari perayaan tersebut. Kedua, tidak menonton televisi, tetapi apabila terpaksa menonton maka segera pindah channel apabila ada acara dan iklan yang berbau hari kasih sayang tersebut.

Dan ketiga, jauhi tempat-tempat maksiat, karena siapa tahu adzab Allah sedang menuju tempat tersebut, sedangkan adzab Allah tidak memandang kamu orang baik atau tidak. Dari pada kalian semua terkena Dobel Adzab (kayak judul sinetron ya) lebih baik datangi Majelis-majelis ilmu, kajian-kajian agama, perbanyak ibadah di masjid atau belajar menulis artikel lalu kirim ke Redaksi BULETIN MUTU...he...he...he..


(Dewred)

Posting Komentar

0 Komentar