Hari Ibu : Tentang Harga Perjuangan Seorang Ibu


Sebelumnya kami mau ngucapin makasih banget nih, buat semua pembaca setia Buletin Mutu, yang sudah nyempetin waktunya buat sekedar nambah-nambah informasi melalui blog kami. Grafik kenaikan pembaca yang makin banyak aja, bikin crew jadi lebih semangat nulis lohh! Secara nggak langsung kalian udah suport kitaa.. Keren dehh pokok nya ^.^

Oh yaa, sebelum masuk ke topik kita kali ini, tentu readers nggak lupakan sama moment sweet yang baru diperingati beberapa hari yang lalu? Ya! Tepatnya di tanggal 22 Desember kemarin. Hayoo... Udah pada ngucapin Happy Mother's Day belom sama emaknya ? :)

Nahh... berkaitan dengan momentum hari ibu ini, udah pada tahu belum tentang sejarah peringatannya? Tidak asal merayakan, kita juga perlu tau tentang asal usulnya ya guys.
Jadi, hari ibu di negara kita ini, ditujukan untuk mengenang perjuangan kaum perempuan di masa pra kemerdekaan. Tanggal peringatannya sendiri, dideklarasikan pertama kali pada Kongres Perempuan Indonesia yang terlaksana pada 22 Desember di Yogyakarta, tepatnya di pendopo Dalem Jayadipuran milik Raden Tumenggung Joyodipoero.

Ada banyak sekali hikmah yang dapat dipetik dari kongres perempuan tersebut, salah satunya adalah pidato Djami yang menyatakan tentang pentingnya emansipasi wanita terutama seorang ibu, yang akan menjadi pendidik pertama bagi anaknya.

Apalagi di masa kolonial, hanya kaum laki-laki yang dapat mengakes pendidikan. Sedangkan para wanita tak jauh-jauh dari urusan kasur, sumur dan dapur.  Hingga pada akhirnya dalam peringatan kongres ke-25 di tahun 1953,  Presiden Soekarno Hatta melalui dekrit presiden RI No. 316 Tahun 1953, menetapkan 22 Desember sebagai peringatan hari ibu.

Momentum hari ibu di negara kita, memang diperingati setiap 22 Desember. Namun, mengingat ibu yang kapanpun, dimanapun, dan bagaimanapun adalah pahlawan buat kita, so everyday adalah Mother Day. Selagi masih diberi kesempatan untuk berbakti kepadanya, tak perlu menunggu datangnya hari ibu. Setiap detik adalah moment buat emak bangga ya. Seperti hal nya ibu yang selalu ada untuk mencintai kita, mencinta untuk sepanjang masa. Tak peduli raga yang telah menua dan tubuh renta yang ditelan usia.

Harga perjuangan seorang ibu sungguh tak terkira. Sejak kita masih berupa gumpalan daging dan darah, kasih sayangnya begitu berharga. Beliau mengabdikan hidupnya untuk memprioritaskan kebahagiaan anak-anaknya. Tak terhitung berapa juta tetes keringat demi menghidupi anaknya. Sampai sinar matahari tak dapat lagi kita saksikan, kasih sayang ibu tidak akan pernah hilang.


(HRR/IX)


Posting Komentar

1 Komentar

  1. Mari segera bergabung dengan kami.....
    di AjoKartu.com^^online 24 jam.
    segera di add black.berry pin 58CD292C.
    WwW.Ajokartu.com | bonus rollingan 0,3% | bonus referral 20% | minimal deposit 15000

    BalasHapus